Kecerobohan yang menyebabkan malapetaka
PENGALAMAN
Kata
ibu saya, saya adalah orang yang terburu-buru, ceroboh dan cenderung tidak
sabar dalam menghadapi situasi dikehidupan saya. Seperti pengalaman berikut
ini, Saya pertama kali bisa mengemudikan mobil itu kira-kira akhir tahun 2010.
Itupun terjadi ketika saya berlatih menyetir mobil kira-kira 1 tahun
lebih. walaupun sudah ikut les kursus
mobil kira-kira 1 bulan, namun tentu saja tidak langsung bisa, maka saya
berlatih menyetir mobil lebih dari satu tahun sehingga akhirnya mulai lancar.
Awal bisa mengendarai mobil tentu
saja membuat saya bahagia, sama dengan orang lain yang akhinya bisa mengendarai
mobil. Hampir setiap hari mengendarai mobil saya belajar banyak dari melihat
cara orang-orang mengendarai mobil dan berprilaku. dengan mengendarai mobil
saya juga belajar bagaimana cara menahan emosi, sabar dan mengalah pada
orang-orang yang ikut menggunakan jalan.
Sampai pada akhirnya saya lepas
control beberapa waktu yang lalu, saat itu saya habis pulang dari kampus
menjelang sore, dapat dipastikan situasinya macet, ramai, dan sangat-sangat
kacau di kisaran jalan yang biasa saya lewati saat pulang. saat itu saya
seperti kehilangan kendali mengendarai mobil akibat ulah seorang supir angkot
yang membawa angkutannya sesuka hatinya. jalan ugal-ugalan dan selalu rem
mendadak. karena tidak sabar saya selalu berada dibelakang angkot yang rem
tiba-tiba, saya akhirya memotong jalan dengan langsung menggas mobil (ngebut),
namun tanpa disangka mobil angkutan tersebut jalan ngebut dan akhirnya
menambrak samping mobil saya. sudah bisa dibayangkan keadaan mobil saat itu
peyot dan saya pada saat kejadian berada sendirian didalam mobil. mobil angkot
tersebut langsung melarikan diri dan saya pun menepikan mobil untuk melihat kondisi
mobil saya.
Dari situ saya belajar bahwa
kesabaran dalam menyetir mobil sangat diperlukan khususnya ketika kita berada
dijalan. setiap orang tidak akan sama gaya menyetir mobilnya dan sesuai
keahlian masing-masing. sejak saat itu saya selalu tidak pernah lagi
kebut-kebutan dan akan selalu berhati-hati dalam menyetir mobil dan akan sebisa
mungkin mengalah agar tidak celaka.
PEMBAHASAN
Jika diihat dari teori belajar
Albert Bandura, pengalaman yang saya alami termasuk dalam proses belajar
observasi melalui melihat dan mengamati orang lain yang salah. kenapa saya
mengatakan salah, karena menurut saya proses belajar mengamati cara orang-orang
dijalan menyetir mobil yang saya lakukan telah gagal. Dulu saya menganggap
bahwa semua sama cara menyetir mobilnya dan semua orang bisa menyetir mobil
dengan kecepatan tinggi. sehingga saya mengasumsikan bahwa saya juga bisa
menyetir dengan kecepatan tinggi.
seperti saya melihat ayah saya yang sering juga menyetir dengan
kecepatan tinggi namun tidak pernah mengalami kecelakaan atau tabrakan.
Dan ternyata hal itu salah, saya
akhirnya menyadari bahwa dalam mengamati dan belajar dari apa yang kita lihat,
kita sesungguhnya harus menyaring informasi yang kita dapat agar sesuai dengan
yang seharusnya kita peroleh. jangan langsung menerima semua informasi tersebut
secara keseluruhan, karena semua informasi tersebut belum tentu dapat kita
lakukan dengan baik dan bermanfaat buat kita. Belajar merupakan proses yang
bisa kita dapat dimana saja dan kapan saja kita berada. dan tentunya segala
sesuatu hal harus kita saring dengan benar dan dampak dari belajar harus
seharusnya menghasilkan hal yang positif dan bermanfaat buat kita bukan malah
memberi dampak negatif buat kita.