Archive for September 2012

Tugas Individu (tabel 1.2 & gambar 1.1)


.


  No

Fungsi belajar

Pengalaman

.            1.
Sebagai kerangka riset pengalaman
Contoh : Dulu ketika saya bertengkar ataupun berkelahi dengan adik saya, pasti saya dihukum dengan tidak diberi uang saku dan tidak boleh bermain oleh ibu saya karena tidak mau mengalah dengan adik dan tidak bisa menjadi kakak yang baik untuk adik, terlepas itu saya yang salah atau adik saya yang salah.

             2.
Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi
Contoh : saat kecil, ketika pembagian THR yang diberikan kedua orang tua saya kepada saya dan adik-adik saya, saya pernah protes kepada kedua orang tua saya, karena jumlah THR yang saya dapatkan sama dengan adik saya, padahal saya anak tertua, yang saya asumsikan bahwa THR saya harus lebih banyak dari adik saya, sedangkan adik saya senang-senang saja menerima THR yang didapatnya
              3.
Mengidentifikasi  sifat dari peristiwa yang kompleks

Contoh : pada saat belajar SD dulu, guru pernah member penjelasan pada saya tentang proses gravitasi yang terjadi dibumi dan di luar angkasa tidak ada gravitasi. dan saya bertanya mengapa harus di bumi ada gravitasi sedangkan luar angkasa tidak ada ?pasti lebih menyenangkan jika tidak ada gaya gravitasi
             4.
Mereorganisasi  pengalaman sebelumnya
Contoh : saya pernah melihat ibu saya ketika sedang menghadapi ujian, ketika dia belajar, setelah dia membaca dan menghapal, dia akan menulis kembali apa yang dia baca dan hapal ke catatan kecil untuk melatih kemampuan daya ingat dan tangkap dari belajar.  dan saya rasa cara beliau efektif untuk menghadapi ujian, maka saya mengikuti cara ibu saya belajar tersebut
            5.
Bertindak  sebagai penjelasan kerja dari peristiwa

Contoh : saat saya mengalami tabrakan mobil dengan angkutan umum pertama kali, dari situ saya belajar bahwa saya harus lebih berhati-hati dan berposes menjadi lebih dewasa dengan lebih banyak mengalah.




Uraian Tentang Pengalaman Kepada Perspektif Tentang Faktor-Faktor Utama Dalam Belajar.     
 1.     Pada contoh pengalaman pertama, maka didapat bahwa teori belajar itu bisa diperoleh dari pengalaman yang kita dapat melalui lingkungan. proses pembelajaran yang didapat dari lingkungan merupakan hasil ataupun dampak prilaku yang dilakukan berdasarkan apa yang dipelajari dari lingkungan itu sendiri. teori belajar dapat berupa perubahan perilaku dan pengidentifikasi stimuli dan respons spesifik sebagai fokus riset. Berdasarkan kasus teori yang menguatkan adalah behaviorisme yaitu menggunakan pendekatan teori Thorndike khususnya mengenai reinforcement. yang diharapkan dari adanya reinforment negative tersebut maka prilaku yang tidak diharapkan tidak akan muncul kembali.
2.           2.  Pada contoh pengalaman kedua, teori belajar berfungsi untuk memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi menggunakan pendekatan teori Gagne yang diasumsikan bahwa proses belajar dan adaptasi yang dilakukan oleh setiap orang itu berbeda-beda, belajar itu proses yang membuat individu menjadi berfungsi sebagai anggota masyarakat . belajar itu dapat dilihat dari perubahan prilaku. berdasarkan kasus kedua, bahwa seseorang  mendapatkan apa yang diperolehnya dari belajar berbeda-beda, tergantung tingkat kecerdasan, kemampuan dan kinerjanya.
3.            3.    Pada contoh pengalaman ketiga, fungsi belajar yaitu mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks, diambil dari teori perkembangan kognitif piaget bahwa belajar itu bertujuan untuk menemukan karakteristik logika ilmiah-logika bertindak, berbicara, berfikir dalam berbagai bentuk. sehingga pada kasus, proses belajar yang diperoleh adalah kemampuan berfikir kritis, dan ingin mengetahui segala hal mengapa hal itu bisa terjadi.
4.       4.  Pada kasus pengalaman keempat, fungsi belajar adalah mereorganisasi pengalaman sebelumnya. diambil dari teori modelling Albert Bandura maka disini proses belajar dilihat dari bagaimana kita melakukan imitasi ataupun modeling pada tindakan orang lain yang kemudian kita tiru sehingga didapat hasil yang sesuai apa yang diharapkan.  proses modeling ini dilakukan dengan melihat, mengamati, mendengar dan mengobservasi objek yang menjadi panutan belajar.
5.      5.   Pada kasus pengalaman kelima, fungsi belajar adalah bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa didapat dari teori pengkondisian klasik tentang bagaimana penjajaran stimuli dapat menghubungkan reaksi terhadap stimuli baru. pengalaman yang didapat mengecewakan (stimuli) akan memberi respon baru berupa peringatan ataupun kewaspadaan akan sesuatu hal, sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi. intinya adanya perubahan dari apa yang diperlajari, karena salah satu tujuan belajar adalah mengubah prilaku.

MINDMAP Bab 1 : Tinjauan Belajar


.


Hasil Diskusi Kelompok 1 Terhadap Pengalaman Pribadi Dibahas dengan Teori Bandura


.


Kelompok 1 :

        


       
          Berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok bahwa kita dalam kehidupan sehari-hari tak terlepas dari mengobservasi perilaku model yang hendak kita tiru sebagai sutu proses pembelajaran. Oleh karena itu teori belajar Albert Bandura merupakan teori kognitif sosial dimana tentang proses belajar melalui observasi dan modeling di lingkungan sekitar, akan semakin menguatkan pada proses pemahaman langsung yang diterima individu melalui apa yang dilihat dan dipelajari dari lingkungannya.

      Tetapi, dari hasil diskusi kelompok, kami juga melihat bahwa dalam meng-observasi lebih baik apabila kita bisa memilah-milah mana yang positif dan negatif. Dalam meng-observasi kita juga banyak memerlukan pertimbangan. Belum tentu orang-orang yang kita jadikan model observasi selalu melakukan hal yang positif dan juga belum tentu hal yang kita observasi dan pelajari bermanfaat bagi kita dan membawa dampak baik pada diri. Dalam teori Albert Bandura juga terdapat konsekuensi behavioral, dimana perilaku apa yang kita observasi dan pelajari akan memiliki konsekuensi yang berbeda pula.


Pengalaman Pribadi & Pembahasan Berdasarkan Teori Albert Bandura


.


Kecerobohan yang menyebabkan malapetaka

PENGALAMAN

            Kata ibu saya, saya adalah orang yang terburu-buru, ceroboh dan cenderung tidak sabar dalam menghadapi situasi dikehidupan saya. Seperti pengalaman berikut ini, Saya pertama kali bisa mengemudikan mobil itu kira-kira akhir tahun 2010. Itupun terjadi ketika saya berlatih menyetir mobil kira-kira 1 tahun lebih.  walaupun sudah ikut les kursus mobil kira-kira 1 bulan, namun tentu saja tidak langsung bisa, maka saya berlatih menyetir mobil lebih dari satu tahun sehingga akhirnya mulai lancar.
            Awal bisa mengendarai mobil tentu saja membuat saya bahagia, sama dengan orang lain yang akhinya bisa mengendarai mobil. Hampir setiap hari mengendarai mobil saya belajar banyak dari melihat cara orang-orang mengendarai mobil dan berprilaku. dengan mengendarai mobil saya juga belajar bagaimana cara menahan emosi, sabar dan mengalah pada orang-orang yang ikut menggunakan jalan.
            Sampai pada akhirnya saya lepas control beberapa waktu yang lalu, saat itu saya habis pulang dari kampus menjelang sore, dapat dipastikan situasinya macet, ramai, dan sangat-sangat kacau di kisaran jalan yang biasa saya lewati saat pulang. saat itu saya seperti kehilangan kendali mengendarai mobil akibat ulah seorang supir angkot yang membawa angkutannya sesuka hatinya. jalan ugal-ugalan dan selalu rem mendadak. karena tidak sabar saya selalu berada dibelakang angkot yang rem tiba-tiba, saya akhirya memotong jalan dengan langsung menggas mobil (ngebut), namun tanpa disangka mobil angkutan tersebut jalan ngebut dan akhirnya menambrak samping mobil saya. sudah bisa dibayangkan keadaan mobil saat itu peyot dan saya pada saat kejadian berada sendirian didalam mobil. mobil angkot tersebut langsung melarikan diri dan saya pun menepikan mobil untuk melihat kondisi mobil saya.
            Dari situ saya belajar bahwa kesabaran dalam menyetir mobil sangat diperlukan khususnya ketika kita berada dijalan. setiap orang tidak akan sama gaya menyetir mobilnya dan sesuai keahlian masing-masing. sejak saat itu saya selalu tidak pernah lagi kebut-kebutan dan akan selalu berhati-hati dalam menyetir mobil dan akan sebisa mungkin mengalah agar tidak celaka.

PEMBAHASAN

            Jika diihat dari teori belajar Albert Bandura, pengalaman yang saya alami termasuk dalam proses belajar observasi melalui melihat dan mengamati orang lain yang salah. kenapa saya mengatakan salah, karena menurut saya proses belajar mengamati cara orang-orang dijalan menyetir mobil yang saya lakukan telah gagal. Dulu saya menganggap bahwa semua sama cara menyetir mobilnya dan semua orang bisa menyetir mobil dengan kecepatan tinggi. sehingga saya mengasumsikan bahwa saya juga bisa menyetir dengan kecepatan tinggi.  seperti saya melihat ayah saya yang sering juga menyetir dengan kecepatan tinggi namun tidak pernah mengalami kecelakaan atau tabrakan.
            Dan ternyata hal itu salah, saya akhirnya menyadari bahwa dalam mengamati dan belajar dari apa yang kita lihat, kita sesungguhnya harus menyaring informasi yang kita dapat agar sesuai dengan yang seharusnya kita peroleh. jangan langsung menerima semua informasi tersebut secara keseluruhan, karena semua informasi tersebut belum tentu dapat kita lakukan dengan baik dan bermanfaat buat kita. Belajar merupakan proses yang bisa kita dapat dimana saja dan kapan saja kita berada. dan tentunya segala sesuatu hal harus kita saring dengan benar dan dampak dari belajar harus seharusnya menghasilkan hal yang positif dan bermanfaat buat kita bukan malah memberi dampak negatif buat kita. 

PSIKOLOGI BELAJAR : Albert Bandura


.



NAMA KELOMPOK :
ALBERT BANDURA
 
          Teori Albert Bandura memfokuskan diri pada prinsip belajar melalui observasi perilaku model dan konsekuensi behavioral pada lingkungan sekitar.  Teori utama dari Albert Bandura yaitu teori kognitif – sosial yang berkaitan dengan hakikat proses belajar dan hasil belajar.
            Teori albert bandura tentang proses belajar melalui observasi dan modeling di lingkungan sekitar, akan semakin menguatkan pada proses pemahaman langsung yang diterima individu melalui apa yang dilihat dan dipelajari dari lingkungannya. Secara logika manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mungkin terlepas dari manusia satu dengan manusia lainnya. Adanya interaksi dengan individu lain dan juga proses berhubungan dengan yang lainnya, akan menghasilkan proses pembelajaran dari hasil observasi dan modeling dengan individu lain.
            Melalui pengamatan dan modeling pada lingkungan, individu akan lebih mudah belajar pada apa yang mereka lihat dan amati. individu belajar meniru dan member respons pada apa yang mereka peroleh dari lingkungan mereka.  Sebagai contoh : bayi melakukan respons tertawa akibat dari melihat ibunya atau orang-orang disekitarnya tersenyum pada bayi. begitu juga dengan balita usia 4 tahun akan selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang tua maupun orang lain disekitarnya, seperti cara makan, berpakaian dan lain-lain.
            Dengan demikian dari hasil diskusi kami bahwa lingkungan menjadi salah satu faktor utama untuk belajar dan dapat sebagai faktor membentuk kepribadian seseorang. manusia tidak akan pernah terlepas dari pengaruh lingkungan dan akan selalu ada proses belajar dan adaptasi yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Wise Words

Education is what remains after one has forgotten what one has learned in school - Albert Einstein

Do you want sharing with me..

let's coment my blog.. hehehehe ^^

About Author

Thank you for your attention..

Pages